Strategi BEI Untuk Menjaga Stabilitas dan Daya Saing Pasar Modal
Jogja.News, Yogyakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga stabilitas dan daya saing pasar modal.
Langkah-langkah tersebut diambil untuk menghadapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap Indonesia.
Kepala BEI Perwakilan DIY, Irfan Noor Riza mengatakan diversifikasi produk di perdagangan saham menjadi strategi pertama yang diterapkan BEI.
Diversifikasi meliputi structured warrant, single stock futures, hingga KBI kontrak berjangka asing.
Sementara untuk strategi lainnya adalah dengan meningkatkan likuiditas pasar saham dan penguatan infrastruktur teknologi.
“Peningkatan ini penting untuk mengantisipasi lonjakan aktivitas perdagangan. Peningkatan infrastruktur IT dapat menopang kenaikan volume perdagangan hingga tiga kali lipat,” katanya, (15/04/2025).
Pihaknya juga akan memaksimalkan potensi dari produk-produk eksisting, terutama melalui initial public offering (IPO).
Harapnnya IPO mendatang mampu mendorong pencatatan saham dengan kualitas lebih baik.
“Untuk langkah jangka pendek, BEI telah mengimplementasikan sejumlah kebijakan seperti buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), penyesuaian batas auto rejection bawah (ARB), serta trading halt atau penghentian perdagangan sementara,” sambungnya.
Sosialisasi dan edukasi masih menjadi langkah BEI untuk menjaga kinerja pasar modal.
Bekerja sama dengan berbagai pihak, pihaknya melakukan sosialisasi dan edukasi tentang produk-produk baru pasar modal Indonesia.
Ia pun masih tetap optimistis pasar modal Indonesia, khususnya di DIY akan tetap bertumbuh.
Mengingat jumlah investor pasar modal di DIY juga selalu bertumbuh.
Berdasarkan data, jumlah investor pasar modal di DIY hingga Februari 2025 mencapai 238.389 investor.
Dibandingkan Januari 2025, bertambah 3.126 investor atau tumbuh 1,33 persen.
Sementara jika dibandingkan dengan posisi Februari 2024 lalu, ada pertumbuhan 23,20 persen atau bertambah 193.497 investor.
“Sebuah capaian yang cukup baik di tengah berbagai isu serta sentimen negatif yang mendera pasar modal Indonesia di awal-awal tahun 2025 ini. Optimisme kami, pasar modal Indonesia akan terus bertumbuh dan tentunya pertumbuhan ini juga akan diikuti oleh pertumbuhan pasar modal di daerah khususnya di DIY dan sekitarnya,” terangnya.
“Kami optimis Pasar modal di Indonesia masih dipercaya dan masih menarik di mata masyarakat khususnya calon-calon investor yang ingin berinvestasi. Target kami jumlah investor DIY bertambah 50.000 investor akan tercapai di akhir tahun 2025 nanti,” pungkasnya.