Pemkot Memaksimalkan Tim Percepatan Penurunan Stunting untuk Menekan Angka Stunting di Kota Yogyakarta
Jogja.News, Yogyakarta – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya menekan stunting di wilayahnya. Salah satu upaya tersebut dengan memaksimalkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Retnaningtyas mengatakan tim tersebut akan membantu melaksanakan pencegahan serta percepatan penurunan stunting khususnya pendampingan bagi keluarga berisiko stunting.
Ia membeberkan pada bulan Juni 2024 angka stunting di Kota Yogyakarta mencapai 10,07 persen, namun pada bulan Februari 2025 angka stunting Kota Yogyakarta justru meningkat menjadi 12,13 persen.
“Melihat dari jumlah tersebut perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak dalam upaya penurunan stunting. Diharapkan pada akhir tahun 2025 angka stunting di Kota Yogyakarta dapat menurun,” ujarnya pada saat Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Penanganan Stunting yang digelar di Hotel Abadi, (17/4/2025).
Pemkot Yogyakarta menargetkan pada tahun 2025 angka stunting di Kota Yogyakarta dapat dibawah 12 persen. Di Kota Yogyakarta sendiri terdapat delapan wilayah yang angka stungtingnya sudah dibawah 12 persen.
“Delapan wilayah tersebut adalah Kemantren Mantrijeron, Umbulharjo, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Wirobrajan, Jetis, dan Tegalrejo. Sedangkan sisanya masih diatas 12 persen,” ungkapnya.
Dalam upaya penurunan stunting, pihaknya memiliki berbagai program seperti inisiasi pembentukan kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).
DP3AP2KB Kota Yogyakarta juga terus mengupayakan peningkatan kesetaraan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
“Selain itu kami juga ada program pelayanan bimbingan perkawinan, ibu hamil, ibu pasca persalinan, baduta, serta baduta lanjutan,” katanya.
Sementara itu mewakili Wali Kota, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani menyambut baik acara tersebut. Menurutnya peran TPPS harus dimaksimalkan karena penanganan stunting harus terkoordinasi dengan baik.
Dengan maksimalnya peran TPPS pihaknya optimis Kota Yogyakarta pada tahun 2025 angka stunting dapat dibawah 12 persen.
“Diharapkan dengan peran maksimal TPPS mampu menurunkan prevalensi stunting di wilayah Kota Yogyakarta hingga di bawah 12 persen pada akhir 2025,” jelasnya.
Dalam upaya penurunan stunting, lanjutnya, Pemkot Yogyakarta tengah menggagas program peningkatkan sumber daya manuasia (SDM) unggul yakni dengan program One Village One University atau Satu Kampung didampingi Satu Universitas.
Menurutnya sinergi dan kolaborasi antara Pemkot, perguruan tinggi, dan masyarakat dapat mempercepat pembangunan SDM di Kota Yogyakarta.
“Pendampingan dari perguruan tinggi ini bisa melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema KKN yang menyesuaikan karakter di kampung tersebut,” imbuhnya.
Salah satu Tim Pendamping Keluarga (TPK) Umbulharjo, Tyas, yang juga sebagai peserta acara tersebut berharap dengan adanya FGD ini berbagai masalah yang ia kerap temukan diwilayah dalam hal penurunan stunting dapat mendapatkan solusi.
“Dalam upaya kami menurunkan stunting di wilayah tentunya kerap menemui kesulitan, dengan adanya FGD ini, kami bisa mendapatkan solusi dan jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang kerap kami temui,” ujarnya.