Dimas Diajeng 2025 Jadi Angkatan Pertama Mendapat Pembekalan Birokrasi
Jogja.News, Yogyakarta – Dimas Diajeng Kota Yogyakarta 2025 menjadi angkatan pertama yang mendapatkan materi khusus mengenai birokrasi pemerintahan. Sebanyak 30 finalis Dimas Diajeng Kota Yogyakarta 2025 melakukan kunjungan ke Pemerintah Kota Yogyakarta menggunakan becak listrik dari Kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, (30/4/2025).
Kunjungan ini bertujuan memperluas wawasan para finalis mengenai sistem pelayanan publik dan dinamika birokrasi. Di MPP, para finalis dikenalkan langsung berbagai jenis layanan terpadu, mulai dari perizinan usaha, perizinan pembangunan, administrasi kependudukan, hingga layanan sosial yang dapat diakses masyarakat secara mudah dan efisien.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan rasa bangganya atas semangat dan keterlibatan generasi muda dalam memajukan kota. Pihaknya menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membentuk citra Yogyakarta sebagai kota wisata yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sehat, ramah, dan berbudaya.
“Adik-adik adalah anak-anak pilihan, wajah masa depan kota ini. Saya ingin kalian menjadi duta yang tidak hanya berpenampilan menarik, tapi juga berwawasan luas, peka, dan peduli terhadap lingkungan sosial di sekitar kalian,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai agen perubahan di masyarakat, termasuk dalam mempromosikan kawasan wisata yang sehat dan bebas asap rokok.
“Yogyakarta sedang membangun citra sebagai kota wisata budaya yang bersih dan sehat. Kawasan tanpa rokok menjadi salah satu prioritas. Saya titip kepada kalian, jadilah contoh dan penyampai pesan penting ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga mengajak para finalis untuk menumbuhkan empati sosial, terutama kepada kelompok rentan seperti lansia dan masyarakat miskin. Selain itu para finalis untuk memiliki ideologi kemandirian. Ia menyoroti pentingnya mencintai produk lokal sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi budaya konsumtif asing.
“Kita tidak lagi berjuang mengangkat senjata seperti Bung Karno atau Jenderal Sudirman. Hari ini perjuangan kita adalah berdikari secara ekonomi dan budaya. Jadilah pahlawan-pahlawan baru yang bangga pada hasil bumi sendiri dan punya keberanian untuk berbeda,” tandasnya.

Ia menegaskan bahwa kemenangan dalam ajang ini bukanlah segalanya. Yang terpenting adalah proses yang membentuk karakter dan jati diri para finalis.
“Juara hanyalah output, yang jauh lebih penting adalah proses. Seperti padi yang harus ditumbuk dan digiling untuk menjadi beras, kalian pun harus melalui tantangan agar menjadi pribadi matang dan bermanfaat. Jangan takut gagal. Yang penting adalah terus bertumbuh dan melakukan transformasi diri,” tuturnya.

Salah satu finalis, Dimas Arif Setiawan, mengaku terkesan dengan sistem layanan yang tersedia di MPP. “Ternyata banyak sekali layanan yang bisa dimanfaatkan masyarakat di satu lokasi. Banyak solusi dalam satu tempat. Fasilitas pelayanannya juga tidak ribet dan sangat efisien,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Diajeng Klarines Almadea. Ia menilai kunjungan ini sangat berkesan dan membuka perspektif baru tentang bagaimana pemerintah melayani warganya secara langsung dan terintegrasi.
“Saya sangat salut, layanan publik bisa kompak seperti ini. Kesan saya sangat positif, ini adalah pengalaman yang sangat membuka wawasan,” katanya.