Dinsos DIY Buka Pendaftaran Siswa Baru Sekolah Rakyat
Dinas Sosial (Dinsos) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah membuka pendaftaran siswa baru untuk mengisi Sekolah Rakyat (SR) milik Kementerian Sosial (Kemensos) tahun ajaran 2025/2026.
Jumlah kuota yang dibutuhkan sebanyak 150 siswa yang akan dibagi ke dua lokasi.
“Kami harus sudah launching tanggal 1 Juli 2025,” ujar Kepala Dinsos DIY Endang Patmintarsih saat dikonfirmasi, Rabu (23/4/2025).
Sekolah tersebut milik Kemensos yang telah dipersiapkan di Purwomartani, Kalasan, Sleman dan Sonosewu, Ngestiharjo, Bantul.
Keduanya merupakan sekolah untuk menerima siswa setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Ini sudah berproses, pendaftaran mulai 1-30 April 2025,” bebernya.
Dua gedung tersebut memang sudah ada sebelumnya.
Artinya tidak memulai dari mendirikan bangunan baru.
Bangunan di Sonosewu yang dimaksud merupakan bangunan yang saat ini difungsikan sebagai Instalasi Rehabsos Napza Sonosewu atau Sentra Terpadu Prof.Dr. Soeharso Surakarta-Sonosewu.
Sedangkan yang di Purwomartani merupakan kantor Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta.
“Bangunan, kelas, asrama sudah siap semua di sana, tinggal menyiapkan siswa, guru dan SDM lainnya,” tuturnya.
Dalam proses penerimaan siswa baru, Dinsos DIY dibantu dengan Dinsos kabupaten/kota bersama dengan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
Mereka bertugas untuk menjaring siswa khususnya kategori miskin dan memenuhi syarat menjadi siswa SR.
“Targetnya 150 siswa, 100 siswa di Sonosewu dan 50 siswa di Purwomartani,” jelasnya.
Syarat bagi siswa yang ingin mendaftarkan SR yang paling utama adalah ia masuk dalam kategori miskin.
Itu dibuktikan dengan yang bersangkutan telah terdaftar di Data Terpadu Ekonomi Sosial Nasional (DTSN).
“Tidak ada seleksi nilai, apabila belum terdaftar di DTSN, Dinsos juga siap membantu untuk proses pendaftaran,” tandasnya.
Kepala BBPPKS Eva Rahmi Kasim dalam media resmi BBPPKS Yogyakarta mengatakan SR tidak mengganti sekolah yang ada, namun melengkapi.
SR hadir untuk membangun generasi miskin ekstrem agar tangguh dan berdaya.
“DIY menjadi salah satu dari 53 titik pelaksanaan secara nasional dengan dua lokasi awal,” ujarnya.