Komisi A DPRD DIY Dorong Peran Aktif Pengusaha dalam Pemberdayaan Masyarakat
Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendorong keterlibatan aktif kalangan pengusaha dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pembangunan daerah.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, dalam kegiatan sosialisasi bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DIY di Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta, Selasa (27/5/2025).
Eko menekankan pentingnya memperkuat semangat gotong royong, terutama melalui kontribusi sektor swasta.
Ia menyebut bahwa kehadiran pengusaha dapat memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan sekitar dan membantu pemerintah daerah dalam menjalankan program pembangunan.
“Kerja pemerintah daerah tentu terus kita dorong. Bersama hadirnya gotong royong pengusaha di Yogyakarta, tentu bisa bantu masyarakat lebih berdaya dalam jalankan program pembangunan,” ujarnya.
Eko juga mencontohkan praktik gotong royong yang muncul saat pandemi COVID-19, berbagai pihak saling membantu dalam penanganan bencana.
Menurutnya, semangat ini perlu dilanjutkan dan diperluas, terutama dalam isu-isu seperti pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi.
“Harapan saya, pengusaha perlu didorong gotong royong yang lebih intens, harus lebih praksis. Jadi usaha yang dijalankan berdampak bagi lingkungan sekitar usaha mereka,” tambahnya.
Ia mendorong agar sejak tahap perencanaan, program pembangunan di tingkat kelurahan dapat melibatkan partisipasi pihak swasta. Dengan begitu, alokasi dana yang disediakan pemerintah dapat dimaksimalkan.
“Sejak awal perencanaan program, libatkan juga partisipasi swasta dalam urun gotong royongnya. Jadi alokasi dana untuk kelurahan sebesar Rp100 juta melalui skema Dana Keistimewaan bisa bermakna dengan tambahan fiskal swasta,” jelas Eko.
Dalam kesempatan yang sama, Lurah Kotabaru, Urai Herman, menyampaikan bahwa program pemanfaatan dana kelurahan tahun 2025 telah berjalan dan difokuskan pada penanganan stunting.
Program tersebut mencakup kegiatan workshop serta pemberian bantuan berupa telur, ayam, dan lele kepada masyarakat, yang akan berlangsung selama tujuh bulan ke depan.
“Kita juga sudah ajak swasta berperan dalam upaya bangun Yogyakarta,” ujar Urai.
Program ini diharapkan menjadi model sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Yogyakarta.